Misterinya suatu Rezeki
Rezeki itu misteri ya, kadang ikhtiarnya disini tetapi dapatnya disana. Konsep iti persis seperti Sa'i yang dilakukan bunda Siti Hajar ketika mencari air untuk Ismail. Dengan sabar, tekun dan yakin kepada Allah. Berlari dari bukit safa ke bukit marwah dengan penuh keikhlasan. Justru, air (rezeki) muncul dekat dari kaki ismail.
Memang rezeki itu suatu pemberian (dari Allah) dan datangnya tak terduga (haitsu la yahtasibu). Rezeki full menjadi hak praerogatio nya Allah. Urusan kita sebatas di ikhtiar. Kan Allah bilang ya, dalam suatu ayat:
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata. ‘Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah’, (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)“. [At-Taubah/9 : 59]
Dan juga hadits, dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkannya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.”
Kalau kita nerima dengan lapang ketentuan Allah. Hati kita akan senantiasa diberikan kecukupan. Jadi, sampai disini semestinya kita sudah tahu apa sikap kita. Sikap kita yaitu, memperbagus ikhtiar.
Ilustrasi Rezeki (terimakasih untuk bu F****, mas F***. Juga mas A****) atas pemberian diatas.
Caranya dengan bertakwa kepada Allah (seperti menjalankan sholat dengan baik, berbakti kepada orang tua, membaca alquran supaya waktu kita berkah, menjalankan qiyamulail, gemar bersedekah, berbuat baik kepada orang lain, dll) serta ikhtiar dzahir dengan mengerjakan pekerjaan kita dengan sungguh-sungguh, dan membuat hati kita tenang tidak gelisah, dan bebas khawatir. Gelisah dan khawatir ini energi yang negatif, jadi mesti kita tangkis dan latih terus. InsyaAllah jika bisa begitu semua urusan kita mudah dan hidup kita berkah penuh dengan pertolongan Allah. Insyaa Allah.
Wallahualam, bishowab.
Catatan tgl. 29 April 2025
Referensi:
https://almanhaj.or.id/1292-allah-akan-mencukupi-semua-urusan-orang-yang-bertawakal-kepada-nya.html
https://almanhaj.or.id/12638-jadikanlah-akhirat-sebagai-niatmu-2.html
https://student-activity.binus.ac.id/mt/2016/11/10/apabila-allah-tidak-menghendaki-kita-lagi/

Posting Komentar untuk "Misterinya suatu Rezeki"
Posting Komentar